IKLIMA, kita pasti akan menyela dan
bertanya atau menjastis dan berkata “palah arti sebuah nama bila tidak
dapat memberikan satu oase baru dan pembaharuan. Kalau Cuma segerombolan
apa bedanya dengan preman di jalan. Kalau Cuma ujub-ujub apa artinya
sebuah labelitas”. Dan saya percaya bahwa IKLIMA tidak untuk itu, bukan
dan tidak untuk mempercantik nama, bukan pula sekedar geroblan tanpa
maksud dan tujuan dan lahirnya pun tidak sekedar ujub-ujub.
Untuk itu mari kita jaga semangat
juang sebagaimana dulu ketika organisasi ini digagas, Saya ingat betul
bagaimana semangat teman-teman dalam membentuk IKLIMA saat itu, pantulan
optimisme mereka masih saya rasakan hingga saat ini. Baiklah saya akan
coba menguraikan latar belakang dan semangat dari gagasan yang pada
akhirnya mengkerucut pada satu identitas yang jelas dan terbakukan
sebagaimana kita kenal sekarang yaitu IKLIMA (Ikatan Alumni Al-in’am) : Baca IKLIMA Malang.
IKLIMA tidak semerta-merta muncul
tanpa satu pertimbangan dan sepirit perjuangan, semangat dan sepirit itu
meresonansi dari alumni Al-in’am yang kuliah di Malang. Awal munculnya
gagasan berangkat dari satu kegelisahan yang sama. Di mana saat itu
sesama alumni Al-in’am belum saling akrab satu dengan yang lain, Ketidak
akraban itu bukan kami tidak kenal atau tidak tahu, kami saling tahu,
namun karena medan dan lokasi tempat kuliah yang berbeda menyulitkan
kami untuk melakukan koordinasis dan konsilidasi. Itulah yang kemudian
medorong kita untuk bisa berkumpul dan berbagi, yang kemudian kita kemas
dalam bentuk organisasi.
Sebelum dibentuk organisasi tak ada
hal serius yang kami bahasa. Tapi kami tetap menjaga silaturrahim,
diantara kami yang sering bertemu Saya, Yusman, M. Sujibto dan Sauqi
(sebenarnya hal ini pernah saya ulas sebelumnya). Dan pada kesempatan
itu kami mengajak mereka untuk ngopi bareng, entah
berapa kali ngopi bareng saya tak sempat mengingatnya.
Dari intensitas pertemuan yang kami
lakukan muncullah gagasan, “mengapa kita tak buat satu
komintas saja”. Ya … komonitas, itu lah ide awal kami. Saya sendiri
lupa siapa yang mengawali ide tersebut, yang pasti kami sama-sama
sepakat untuk membentuk satu komonitas. Kemudian gagasan berkembang
bahwa nanti kalau ngopi lagi, harus ada tema khusus yang dibicarakan dan
mesti ada penanggung jawabnya.
Pada pertemuan selanjunya kami
berkumpul dan membahas isu kontemporer saat itu, sayang saya lupa.
Adalah keteledoran kami tidak mendukumentasikan isu apa yang dibahas dan
siapa yang membahas. Kalau dilihat dari jumlah, jujur jumlah kami hanya
berempat, namun keterbatasan tidak mengurangi semangat kami untuk
belalajar dan berbagi, diskusi pun sangat meriah. Semua aktif dan saling
memberikan pendapatnya sesuai kapasitas dan kapabilitasnya. Tak soal
apakah argument yang disampaikan benar atau salah, yang peting harus
bersuara dan suara itu ada landasan.
Setelah melakukan diskusi muncul
lagi gagasan agar kominiutas ngopi bareng menjadi satu
organisasi, munculnya gagasan untuk membuat organisasi sempat tarik
ulur. Tarik ulur bukan soal setuju atau tidak setuju, kami sama-sama
melihat kondisi dan keberadaan kami saat itu, yang hanya berjumlah lima
orang (Saya, Sauqi, Sujibto, Yusman dan Tola’edi). Namun pesimisme itu
tak berangsur lama, “kita tak usah ikut pakem yang ada, kita
yang membuat dan kita pula yang melaksanakan” ungkap saya saat itu.
Akhirnya kami sepakat untuk membentuk satu organisasi dengan nama
“ngopi barenag Al-In’am”.
Kami pun melaksanakan pertemuan
rutin sebagaimana diputuskan, yaitu tiga kali dalam satu bulan. Dengan
konsep sebagaimana awal : pembahasan tema diskusi digilir sesuai
kesepakatan dan tema harus di distribusikan pada anggota satu minggu
sebelum pertemuan, baik melalui sms atau FB. Pada pertemuan-pertemuan
selanjutnya gagasan berkembang, angota menginginkan adanya legitimasi
atas pembentukan organisasi ngopi bareng al-in’an.
Kira-kira apa nama dari organisai, semua mengacu pada keterikatan
giografis dan ideologis kultur dan budaya yang dinamis. Muncullah usulan
nama dari Sauqi yaitu IKLIMA (Ikatan Alumni Al-in’am Malang). Kita
sepakati nama IKLIMA, membentuk lambang organisasi dan membuat AD/ART.
Nama IKLIMA sedikit mendompleng
sejarah Nabi dimana IKLIMA adalah nama putri Ibrahim As, begitulah
singkat historis dari nama itu. Namun kami sepakat untuk tidak
mengkaitkan nama IKLIMA dengan nama jenis kelamin manusia apakah itu
keturunan Nabi atau apalah itu namanya. Jika momentum itu muncul dari
satu ikhtiar yang diadopsi dari putri Nabi itu hanya kebetulan saja.
Yang jelas IKLIMA bukan perempuan juga bukan laki-laki. Iklima tak
memiliki jenis kelamin sebagaimana ada pada manusia. IKLIMA adalah nama
yang bergegas yang tak terikat ruang dan senantiasa dinamis sesuai
dengan dinamika yang ada dan senantiasa independen. Pembawaan lembaga
Al-in’am tak mengurangi sikap dan kekeritisan dari organisasi ini karena
sebagaimana sepirit awal organisasi ini digagas dan dibentuk berdasar
semangat juang dan untuk membentuk suatu oase pemikiran dalam intern
IKLIMA juga lingkungan sosial.
Sebagaimana dikatan di atas bahwa
IKLIMA bukan perempuan juga bukan laki-laki, Iklima tak memiliki jenis
kelamin sebagaimana ada pada manusia, tapi bukan berarti banci. IKLIMA
adalah sebuah ikhtiar yang diikhtiari dengan semangat berbagi dan
kebersamaan. Maka pada tanggal … disahkanlah nama IKLIMA. Segala
kebutuhan dan administrasi kami susun secara bersama-sama. Dialog dan
perdebatan a lot mewarnai perumusan AD/ART saat itu. Saya sendiri kagum
dan bedecak dalam hati, “sungguh ini sangat luar biasa” ungkap saya
saat itu. Perumusan AD/ART Hampir satu malam namun belum selesai
akhirnya dipending. Dan setelah pertemuan selanjutnya semua berjalan
lancar dan lebih terarah.
Manusia lahir dan diciptkan oleh
Tuhan dengan satu maksud dan tujuan. Maka begitu pun dengan IKLIMA,
IKLIMA lahir dari sebuah gagasan, harapan, keinginan bersama dengan
sepirit perjuangan dan silaturrahim. Dan hal yang tak kalah penting
adalah di dalam setiap kegiatan IKLIMA selalu menekankan pada anggota
untuk senantiasa mengingat jasa orang tua, guru, dengan cara mengirim
doa pada mereka.
By : Mahmudi Ibnu Mas'ud
0 komentar:
Posting Komentar